Rabu, 23 November 2016



Resensi Novel


   

Judul                     : Lelaki Tua dan Laut
Judul Asli              : The Old Man and the Sea
Penulis                  : Ernest Hemingway
Terbit                    : 1952
Jenis                     : Novel Sastra
Genre                   : Petualangan
Alih Bahasa          : Yuni Kristianingsih Pramudhaningrat
Terbit Indonesia    : Februari 2015
Penerbit                : Serambi
Halaman               : 140
Ukuran                 : 13 x 20,5 cm

Kelebihan:
Penulis adalah seseorang yang dekat dengan laut dan memang pernah tinggal di Kuba. Buku ini bahkan ditulis saat dia berada di sana. Jadi, penggambaran lokasi di dalam cerita terasa cukup nyata. Selain itu, urutan dan detail peristiwa ketika si Lelaki tua terombang-ambing di laut juga terasa nyata. Hobinya berlayar dan memancing ikan bersama yacht-nya yang bernama Pilar cukup membantunya saat menuliskan suasana dermaga, laut dan kegiatan memancing Santiago. Karakter Santiago sendiri pun dipercaya oleh banyak kritikus sastra terinspirasi oleh sosok seorang nelayan Kuba bernama Gregorio Fuentes, yang kemudian bekerja sebagai pengurus kapal di Pilar.
Kelemahan:
Banyaknya kata yang kurang akrab didengar. Banyak istilah asing yang membuat binggung seperti guano, salao, la mar dan lainnya.Banyak petikan langsung yang tidak diacu. (Contoh diacu: “Betul,” kata A atau “Boleh,” kata B). Tidak adanya acuan siapa yang sedang berkata terasa cukup menggangu. Jika cuma satu atau dua saja, sih, tak masalah. Tapi, jika berderet-deret, pembaca bisa bingung, ini yang sedang bicara si A, si B, atau bahkan si C?. Terjadi kesalahan entah saat penerjemahan atau editing. Ada kata yang hilang, sehingga membentuk kalimat yang rancu karena belum beres. Cara penulis menyusun novel ini mengikuti gaya klasik, keseluruhan cerita tidak dibagi ke dalam bab-bab. Bagi yang tidak terbiasa, tentu kurang nyaman. Dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dari pembaca saat membaca novel ini. Jika membaca sambil lalu, bisa jadi pembaca tidak mengerti apa yang disampaikan penulis.

Selasa, 01 November 2016

Song Lyric Stay By Blackpink

Song Lyric Stay By Blackpink

 

BlΛckpink – Stay Hangul

[Rose]  툭하면 거친 말들로
내 맘에 상처를 내놓고
미안하단 말 한마디 없이
또 나 혼자 위로하고
오늘 하루도 혹시 날 떠날까
늘 불안해 해
I just want you to stay
 
[Jennie]  점점 무뎌져 가는 너의 그 무표정 속에
천천히 내려놓자며 거울에 속삭이곤 해
날 당연하게 생각하는 너지만
그게 너다워
그래도 stay stay stay with me
 
[Jisoo]  널 닮은 듯한 슬픈 멜로디
이렇게 날 울리는데 eh eh
네 향기는 달콤한 felony
너무 밉지만 사랑해
 
[Rose]  어두운 밤이 날 가두기 전에
내 곁을 떠나지마
 
[Jisoo]  아직 날 사랑하니
내 맘과 같다면 오늘은 떠나지마
 
[Jennie]  굳이 너여야만 하는 이유는 묻지마
그저 내 곁에 stay with me
 
[Lisa]  It goes a little something like
 
[Rose]  지금 당장 많은 걸 바라는 게 아냐
그저 내 곁에 stay with me
 
[Jennie]  사실은 난 더 바라는 게 없어 이제
심장은 뛰긴 하는 건지 무감각해 그래
사람들과의 억지스런 한마디보단
너와의 어색한 침묵이 차라리 좋아
 
[Lisa]  So stay 그게 어디가 됐건 말이야
가끔 어둠이 올 때면 I’ll be your fire
거짓 같은 세상 속 유일한 truth it’s you
This a letter from me to you
 
[Rose]  널 닮은 듯한 슬픈 멜로디
이렇게 날 울리는데 eh eh
네 향기는 달콤한 felony
너무 밉지만 사랑해
 
[Jisoo]  어두운 밤이 날 가두기 전에
내 곁을 떠나지마
 
[Lisa]  아직 날 사랑하니
내 맘과 같다면 오늘은 떠나지마
 
[Jennie]  굳이 너여야만 하는 이유는 묻지마
그저 내 곁에 stay with me
 
[Lisa]  It goes a little something like
 
[Jisoo]  지금 당장 많은걸 바라는 게 아냐
그저 내 곁에 stay with me
 
[Lisa]  It goes a little something like
 
[Rose]  지금 당장 많은걸 바라는 게 아냐
그저 내 곁에 stay with me
 
BlΛckpink- Stay Romanization
 
[Rose]  Tukhamyeon geochin maldeullo
Nae mame sangcheoreul naenohgo
Mianhadan mal hanmadi eobsi
Tto na honja wirohago
Oneul harudo hoksi nal tteonalkka
Neul buranhae hae
I just want you to stay

[Jennie]  Jeomjeom mudyeojyeo ganeun neoui geu mupyojeong soge
Cheoncheonhi naeryeonohjamyeo geoure soksagigon hae
Nal dangyeonhage saenggakhaneun neojiman
Geuge neodawo
Geuraedo stay stay stay with me

[Jisoo]  Neol dalmeun deuthan seulpeun mellodi
Ireohge nal ullineunde eh eh
Ne hyanggineun dalkomhan felony
Neomu mibjiman saranghae

[Rose]  Eodu-un bami nal gadugi jeone
Nae gyeoteul tteonajima
 
[Jisoo]  Ajik nal saranghani
Nae mamgwa gatdamyeon oneureun tteonajima

[Jennie]  Gudi neoyeoyaman haneun iyuneun mudjima
Geujeo nae gyeote stay with me
 
[Lisa]  It goes a little something like

[Rose]  Jigeum dangjang manheun geol baraneun ge anya
Geujeo nae gyeote stay with me

[Jennie]  Sasireun nan deo baraneun ge eobseo ije
Simjangeun ttwigin haneun geonji mugamgakhae geurae
Saramdeulgwa-ui eokjiseureon hanmadibodan
Neowa-ui eosaekhan chimmugi charari joha

[Lisa]  So star geuge eodiga dwaettgeon mariya
Gakkeum eodumi ol ttaemyeon I’ll be your fine
Geojit gateun sesang sok yuilhan truth it’s you
This a letter from me to you

[Rose]  Neol dalmeun deuthan seulpeun mellodi
Ireohge nal ullineunde eh eh
Ne hyanggineun dalkomhan felony
Neomu mibjiman saranghae

[Jisoo]  Eodu-un bami nal gadugi jeone
Nae gyeoteul tteonajima

[Lisa]  Ajik nal saranghani
Nae mamgwa gatdamyeon oneureun tteonajima

[Jennie]  Gudi neoyeoyaman haneun iyuneun mudjima
Geujeo nae gyeote stay with me
 
[Lisa]  It goes a little something like

[Jisoo]  Jigeum dangjang manheun-geol baraneun ge anya
Geujeo nae gyeote stay with me

[Lisa]  It goes a little something like

[Rose]  ÚJigeum dangjang manheun-geol baraneun ge anya
Geujeo nae gyeote stay with me

BlΛckpink – Stay English Translation

[Rose]  So easily, with harsh words
You put scars in my heart
Without even saying sorry
Again, I’m comforting myself
Always nervous if you’re gonna leave me
I just want you to stay

[Jennie]  In your expressionless face that’s getting more and more dull
I whisper to the mirror, let’s slowly let this go
You take me for granted
But that’s you
But still, stay stay stay with me

[Jisoo] This sad melody resembles you
It makes me cry eh eh
Your scent is a sweet felony
I hate you so much but i love you

[Rose]  Before the dark night traps me in
Don’t leave me

[Jisoo]  Do you still love me?
If you feel the same, don’t leave today

[Jennie]  Don’t ask why it has to be you
Just stay with me

[Lisa]  It goes a little something like

[Rose]  I don’t expect a lot right now
Just stay with me

[Jennie]  There’s nothing more I want now
I can’t even tell if my heart is beating
Rather than forceful conversations with others
I’d rather be in awkward silence with you

[Lisa]  So stay, wherever that may be
Sometimes, when darkness comes, I’ll be your fire
In this world that is a lie
The only truth, it’s you
This a letter from me to you

[Rose]  This sad melody resembles you
It makes me cry eh eh
Your scent is a sweet felony
I hate you so much but i love you

[Jisoo]  Before the dark night traps me in
Don’t leave me

[Lisa]  Do you still love me?
If you feel the same, don’t leave today

[Jenne]  Don’t ask why it has to be you
Just stay with me

[Lisa]  It goes a little something like

[Jisoo]  I don’t expect a lot right now
Just stay with me

[Lisa]  It goes a little something like

[Rose]  I don’t expect a lot right now
Just stay with me

Kamis, 13 Oktober 2016

Makalah Membaca


Teknik Membaca Kritis untuk Memahami Isi Bacaan



Merry Selviana Pasaribu



 Description: D:\My Documents\semester II\LOGO UNJA\logo UNJA hitanm putih.jpg



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016









Merry Selviana Pasaribu



Makalah
Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia




PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016





KATA PEGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah bagaimana cara membaca cepat khususnya dalam penerapan teknik membaca skimming dan scanning . Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas membaca yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jambi, Fakultas Pertanian, Program studi Agribisnis.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas, orang tua yang mendukung, dan teman-teman yang membantu sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat lebih memudahkan dalam memahami materi yang dipelajari.

Jambi, 12 Oktober 2016


Merry Selviana Pasaribu







DAFTAR ISI


COVER
HALAMAN JUDUL  ...........................................................................  i
KATA PENGANTAR .........................................................................   ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii 
BAB 1             PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang ........................................................ 1
1.2   Tujuan ..................................................................... 3
1.3   Manfaat ...................................................................  3
BAB 2             PEMBAHASAN
2.1   Defenisi Membaca ..................................................  4   
2.2   Jenis-jenis Membaca ...............................................  5
2.3   Tujuan Membaca ..................................................... 11
2.4   Defenisi Membaca Kritis ........................................  12
2.5    Ragam Membaca Kritis..........................................  16
2.6   Teknik Membaca Kritis............................................  24
2.7    Membaca Kritis Artikel Ilmiah...............................  28
BAB 3             PENUTUP
3.1    Kesimpulan ............................................................  29 
DAFTAR PUSAKA .............................................................................   30

 



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson Tarigan, 1986:7).
Hal tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Kegiatan membaca pada tataran yang lebih tinggi, pembaca harus mampu memahami menerima, menolak dan meyakini pendapat yang dikemukakan oleh penulisnya. Para pengamat menyimpulkan bahwa membaca membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi guna menyerap gagasan-gagasan yang terkandung dalam suatu bacaan. Membaca pada tingkat ini, pembaca tidak cukup hanya memahami apa yang tersurat, lebih dari itu dapat menghubungkan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalaman pembaca. Di samping itu, pengetahuan tentang teknik-teknik membaca sangat perlu dipahami oleh pembaca, agar dapat memahami isi bacaan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam membaca kritis.
Soedarsono (1994) mengatakan bahwa membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berfikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dengan melakukan penilaian.
Membaca kritis sering juga disebut membaca kreatif atau interpreatatif. Dalam membaca kritis, pembaca dituntut agar dapat memahami maksud penulis, organisasi dasar tulisan, menilai penyajian penulis, menerapkan prinsip-prinsip membaca kritis, dan prinsip-prinsip penilaian bahan bacaan (Tarigan : 1983 : 90).
Praktik membaca kritis merupakan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis dan merupakan analisis yang dapat dihandalkan (Sujana, 1988 : 23). Dalam membaca kritis dikenal tiga cara, yaitu : (1) Membaca baris, adalah membaca baris demi baris untuk dapat memahami arti kata-kata setiap baris; (2) Membaca di antara baris, mempunyai pengertian menganalisis maksud penulis yang sebenarnya; (3) Membaca di luar baris, bertujuan mengevaluasi dan memahami hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam membaca kritis, pembaca akan dapat melakukan kegiatan membaca dalam waktu singkat, namun memperoleh informasi yang lengkap dan benar. Di samping itu, keberhasilan dalam membaca kritis sangat perlu berlatih dan berlatih terus, sehingga pembaca akan dapat memperoleh informasi yang benar, baik yang tersurat maupun tersirat dalam wacana yang dibacanya. Adapun bahan yang dapat digunakan latihan membaca kritis, bisa berupa wacana apa saja, misalnya : artikel, cerita, dialog, karya ilmiah populer, termasuk karya ilmiah.

Berdasarkan fakta di lapangan bahwa kemampuan sebagian masyarakat memahami isi bacaan masih rendah. Karena budaya membaca belum menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat. Hal ini terlihat dari minimnya kebiasaan masyarakat dalam membaca, indikasi yang paling sederhana adalah dalam membaca surat kabar. Mereka lebih meminati budaya menonton melalui media televisi. Padahal, banyaknya tayangan televisi yang memuat hal-hal yang kurang baik untuk generasi baru, mulai dari perilaku kurang santun dari para pejabat dan wakil rakyat hingga dugaan korupsi milyaran rupiah, kekerasan dan budaya hedonistic yang lainnya yang membentuk pendidikan karakter bangsa ini yang keliru.
Budaya membaca merupakan kunci utama menggalakkan media sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Informasi yang sangat penting bagi manusia yang ingin maju, karena itu membaca sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi. Membaca merupakan unsur yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan pendidikan. Salah satu cara memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan adalah dengan membaca.
.Kenyataan bahwa masyarakat kurang dalam memahami isi bacaan besar kemungkinannya karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai dalam memahami isi bacaan dengan tingkat keterbacaan secara optimal. Sehubungan dengan ini, sangat perlu dicari solusi pemecahannya, agar tujuan pemberian pemahaman membaca kritis dapat dicapai sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di depan, penulisan makalah ini dilakukan dengan tujuan apakah teknik membaca kritis dapat meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami isi dari suatu bacaan.
1.2 Tujuan
       Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
 untuk mengetahui teknik membaca kritis.

1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ada 2 macam yaitu :
a.       Untuk penulis
Manfaat dari penulisan makalah ini untuk penulis tentunya menambah pengetahuan serta wawasan penulis dan  memenuhi tugas membaca mata kuliah Bahasa Indonesia. Dan untuk mengetahui teknik-teknik membaca sebuah wacana secara kritis.    

b.      Untuk pembaca
Untuk membantu menambah pengetahuan dan membantu pembaca agar untuk memahami dan menerapkan teknik membaca kritis
BAB II
PEMBAHASAN

    

2.1 Definisi Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan(huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Secara linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pmbacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunti yang bermakna. (Anderson 1972 : 209-210).
Menurut Kolker (1983:3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.
Doglass (dalam Cox, 1988:6) memberikan definisi membaca
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991:267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.
Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996:8) mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
Syafi'i (1999:7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Adapun Farris (1993:304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.

2.2 Jenis-Jenis Membaca        
2.2.1  Membaca Cepat
Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat:
          1.   Konsentrasi saat membaca.
                2.   Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir
                       bergerak.
          3.   Perluas jangkauan mata ketika membaca.
          4.   Tidak mengulang-ulang bacaan.

Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan membaca. Rumus tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan x 100%
              Waktu yang ditempuh

Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca

2.2.2  Membaca Memindai
Membaca memindai disebut juga membaca scanning, yaitu teknik membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain. Melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.

2.2.3  Membaca Intensif
Membaca intensif adalah teknik membaca yan dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca secara cermat. Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai berikut:
      1. Membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal lain,
      2.  Mempertimbangkan kemampuan diri dalam kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan, dan
      3.  Mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang akan didiskusikan.

Yang termasuk dalam membaca intensif adalah:     
A.  Membaca Telaah Isi
1.   Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2.   Membaca Pemahaman      
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi.     
3.   Membaca Kritis      
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4.   Membaca Ide 
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
5.   Membaca Kreatif    
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.



B.   Membaca Telaah Bahasa        
1.   Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)      
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary).
2.   Membaca Sastra (Literary Reading)    
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.

2.2.4  Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara tidak begitu detail. Kegiatan membaca ekstensif ditujukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat pokok-pokok penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci. Berdasarkan informasi pokok tersebut, kita sudah dapat melihat atau menarik kesimpulan mengenai pokok bahasan atau masalah utama yang dibicarakan. Membaca ekstensif dapat digunakan ketika membaca beberapa teks yang memiliki masalah utama sama. Kita dapat menarik kesimpulan mengenai teks yang memiliki masalah utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya berbeda. 
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika membaca ekstensif dua teks:
      1.  Membaca kedua teks secara keseluruhan, sehingga mendapatkan pemahaman terhadap kedua isi teks,
      2. Memahami pokok-pokok penting yang disampaikan dalam masing-masing teks,
      3.  Membandingkan kedua teks, sehingga memperoleh gambaran adanya persamaan dan perbedaannya, dan 
4.   Menarik kesimpulan mengenai masalah utama kedua teks.
Objek membaca ekstensif meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi:     
1.   Membaca Survei (Survey Reading)      
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak (jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks (jika ada).
2.   Membaca Sekilas 
Membaca sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menemukan infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah mewakili informasi yang ingin diketahui.
Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1.  Jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
      2.  Baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut,
           dan
      3. Jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya.
Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca :  
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,    
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,      
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca, 
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisan yang sedang kita baca,       
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.
      3.     Membaca Dangkal (Superficial Reading)       
Membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

2.2.5   Membaca Rekreatif
      
   Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.

2.2.6   Membaca Analitik                                                                                                                                                                        
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain,  menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.

2.2.7  Membaca Literal, Kritis dan Kreatif   
Membaca literal meruapakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan empunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.      
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok, yaitu: (1) pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca; (2) sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa; (3) penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah; (4) tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.     
Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.
Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif andaikan memenuhi kreteria berikut: (1) Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku; (2) mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari; (3) munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai; (4) hasil membaca berlaku sepanjang masa; (5) mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan; (6) mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang tekah dibaca.

2.3 Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan (Farida Rahim, 2007:11). Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (H.G. Tarigan, 1986:9). Tujuan membaca mencakup: (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dan Irwin dalam Burns dkk, dalam Farida Rahim, 2007:11). Selain beberapa tujuan membaca yang telah disampaikan di atas, terdapat pula beberapa tujuan membaca lainnya yang erat kaitannya dengan makna, diantaranya:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk mengetahuai urutan atau susunan, organisasi cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan.
e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan.
f.  Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.
g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.

2.4 Definisi Membaca Kritis
Albert (2001) menyatakan bahwa membaca kritis ialah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tanggung jawab, mendalam, evaluatif, analisis, dan bukan hanya ingin mencari kesalahan penulis. Pembaca tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian.
Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar.Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis membaca akan menganailis, membandingkan dan menilai.
Dalam hal ini kita harus memahami ide pokok atau main idea yang terdapat dalam sebuah paragraf. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf terdapat unsur-unsur yang membentuknya, yaitu ide pokok (main idea), ide pendukung (supporting idea), contoh-contoh (examples), dan kesimpulan (conclusion). Satu atau lebih dan unsur-unsur itu harus ada dalam sebuah paragraf meskipun tidak harus semuanya. Dengan memahami unsur-unsur dalam bacaan itu, kita dapat menganalisis, menentukan, dan mengkritik point-point mana yang dinilai kurang benar dan selanjutnya memberikan saran konstruktif untuk revisi pada edisi berikutnya.
Ciri-ciri pembaca kritis:
             1. Membaca kritis selalu melibatkan tingkat berpikir kritis.
             2. Pembaca tidak langsung menyetujui pendapat pengarang.
             3. Membaca karena ingin mencari suatu kebenaran.
             4. Selalu terlibat dengan permasalahan gagasan utama dalam sebuah bacaan.
             5. Membaca kritis berarti mengolah bahan bacaan.
Menurut Sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membacakritis.
1.   Mengerti Isi Bacaan 
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.   
2.   Menguji Sumber Penulis 
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini. 
3.   Interaksi Antara Penulis dengan Pembaca 
Pembaca tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.    
4.   Terbuka Terhadap Gagasan Penulis    
Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
      Tujuan membaca kritis:
            1. Memahami tujuan penulis atau pengarang.
      2. Memanfaatkan kemampuan membaca pemahaman dengan
    kemampuan  membaca kritis.
3. Memahami organisasi tulisan atau bacaan.
4. Memberikan penilaian terhadap penyajian penulis atau pengarang.
5. Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan.
Untuk menentukan kualitas tulisan, seorang pembaca kritis dituntut untuk menggunakan seperangkat keterampilan berpikir. Ada delapan keterampilan berpikir yang dilatihkan untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis, yaitu :
1.   Keterampilan Memfokuskan
Keterampilan memfokuskan adalah kemampuan untuk memilih informasi yang penting dan mengabaikan informasi yang tidak penting. Keterampilan memfokuskan difungsikan sebagai langkah awal dalam proses berfikir dan sebagai jembatan awal untuk melangkah pada proses berpikir berikutnya. Melalui kegiatan ini, Anda diajak untuk membaca secara menyeluruh, kemudian menentukan masalah pokok dari teks dan menentukan tujuan penulisan.
2.   Keterampilan Mengumpulkan Informasi
Keterampilan mengumpulkan informasi adalah keterampilan yang digunakan untuk menumbuhkan kesadaran pada substansi atau isi teks yang anda baca untuk digunakan dalam proses kognitif berikutnya. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan ,mengumpulkan informasi, yaitu
(1) mengamati
(2) merumuskan pertanyaan.
Melalui kegiatan 2 ini, anda diajak mengamati dan menemukan butir-butir isi essential teks dan menjawab pertanyaan kritis untuk mengintegrasikan butir-butir isi esensial teks yang telah anda temukan.
3.   Keterampilan Mengingat
Keterampilan mengingat adalah kegiatan atau strategi yang dilakukan secara sadar untuk menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang dan upaya untuk mengamankan informasi tersebut. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan mengingat, yaitu
       (1) mengaitkan butir-butir informasi essential antara satu dengan yang lain agar bermakna dan mudah diingat dan disimpan dalam ingatan jangka panjang,
       (2) merumuskan simpulan/penilaian terhadap butir-butir esensial yang telah anda temukan agar mudah dipanggil kembali.
4.   Keterampilan Mengorganisasi
Keterampilan mengorganisasi adalah keterampilan menyusun informasi agar mudah dipahami dan disajikan secara efektif. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan mengorganisasi yaitu:
(1) membandingkan,
(2) mengklarifikasi ,
(3) mengurutkan , dan
(4) mempresentasikan.
Melalui kegiatan ini, anda diajak membandingkan, mengelompokkan, menyusun urutan, dan membuat visualisasi yang tapat terhadap butir-butir informasi yang telah anda temukan.
5.   Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis digunakan untuk mengklarifikasi informasi dengan mengkaji bagian-bagian dan hubungannya. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan menganalisis yaitu:
(1) mengindentifikasi atribut dan komponen,
(2) mengidentifikasi pola-pola dan hubungannya,
(3) mengidentifikasi ide pokok, dan
(4) mengidentifikasi kesalahan.
Melalui kegiatan 5 ini Anda diajak untuk  mementukan pola pengembangan ide pokok, dan membutuhkan beragam kesalahan pada teks yang ada baca.
6.   Keterampilan Menggeneralisasi
Keterampilan menggeneralisasi adalah simpulan tentang keseluruhan yang disusun dari pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang. Ada tiga kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan menggeneralisasi yaitu:
(1) menyimpulkan,
(2) memprediksi , dan
(3) mengelaborasi.
Melalui kegiatan enam ini, anda diajak menentukan simpulan , prediksi, dan elaborasi yang tepat terkait butir-butir informasi yang telah anda temukan.
7.   Keterampilan Mengintegrasi
Keterampilan mengintegrasi adalah keterampilan meletakkan secara bersama-sama bagian-bagian atau aspek-aspek yang relevan dari suatu solusi, pemahaman, prinsip, atau komposisi. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untu menguasai keterampilan mengintegrasi yaitu:
(1) membuat ringkasan
(2) merekontruksi.
Melalui kegiatan ini anda diajak meletakkan secara bersama-sama butir-butir informasi yang telah anda temukan dengan membuat ringkasan dan merengkonstruksinya.
8. Keterampilan Mengevaluasi
Keterampilan mengevaluasi melibatkan penilaian kerasionalan dan kulaitas ide-ide dari teks yang anda baca. Ada dua kegiatan untuk menguasai keterampilan mengevaluasi yaitu:
(1) menetapkan kriteria
(2) memverifikasi .
Menetapkan kriteria adalah menetapkan acuan yang digunakan untuk menilai teks. Memverifikasi adalah kegiatan memberikan penilaian terhadap kualitas tulisan dengan menggunakan kriteria yang telah anda pilih.
Kedelapan keterampilan berpikir inti tersebut adalah keterampilan yang bersifat continuum, yang anda perlukan sebagai seorang pembaca kritis agar anda dapat mengumpulkan informasi, kemudian mengolah informasi secara kritis, menganalisis, menggeneralisasi, dan mengintegrasikanya untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas isi bacaan , dan diikuti dengan penyikapan atas gagasan penulisnya.

2.5 Ragam Membaca Kritis
      2.5.1      Membaca Teliti
Secara sederhana, membaca teliti dapat dikatakan sebagai kegiatan membaca secara seksama yang bertujuan untuk memahami secara detil gagasan-gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut atau untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh penulis. Oleh karena itu, pembaca selain dituntut harus dapat memahami semua makna teks yang dibacanya, juga dituntut untuk mengenali dan menghubungkan kaitan antargagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf. Salah satu kegiatan penunjang yang akan sangat membantu dalam proses membaca teliti ini, yakni dengan menandai bagian-bagian buku yang dianggap penting.

2.5.2      Membaca Pemahaman
1.   Pengertian
Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan pada dua hal yang pokok dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan yang menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam Nurhadi, 1987:222). Jadi, seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca pemahaman harus menguasai bahasa atau tulisan yang digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan mampu menangkap informasi atau isi bacaan tersebut.

Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Pemahaman merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan dapat meningkatkan ketrampilan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu yang hendak dicapai. Jadi, kemampuan membaca dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan membaca adalah pemahaman bukan kecepatan (H.G. Tarigan, 1986:37).
Membaca pemahaman didefinisikan pula sebagai salah satu macam membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto dalam Nurhadi, 1987:222). Kemampuan membaca sangat kompleks dan bukan hanya kemampuan teknik membacanya saja tetapi juga kemampuan dalam pemahaman san interpretasi isi bacaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat dari bahan bacaan tersebut.
2)  Aspek-aspek Membaca Pemahaman
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar seseorang mampu mencapai suatu tingkat pemahaman, seharusnya ia mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan, 1986:12). Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mampu menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
3)  Tujuan Membaca Pemahaman
Apabila kita melakukan sesuatu kegiatan, tentulah kita mampunyai tujuan tertentu yang hendak kita capai. Demikian halnya di dalam membaca pemahaman juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan etoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36). Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa tujuan membaca pemahaman mencakup beberapa hal. Jelasnya membaca pemahaman diperlukan bila kita ingin mempelajari dan memahami masalah yang kita baca sampai pada hal-hal yang sangat detail.
4)  Tingkatan Membaca Pemahaman
Aspek-aspek keterampilan untuk memahami isi bacaan itu ada bermacam-macam. Empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca, yaitu literal, inferensial, kritis, dan kreatif (Burns dan Roe; Rubin; dan Syafi’ie dalam Hairuddin, dkk, 2008). Pembahasan mengenai tingkat pemahaman tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe dalam Hairuddin, dkk, 2008).
b) Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks.
d) Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan respon emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan seluruh dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. Dalam pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam Hairuddin, dkk, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menekankan pada membaca pemahaman dalam tingkatannya sebagai pemahaman literal yaitu pemahaman terhadap apa yang disampaikan dan disebutkan penulis di dalam bahan bacaan.
5)   Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, mengemukakan mengenai prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
a)  Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
      b)  Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
           membantu perkembangan pemahaman.
      c)  Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
      d) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam
           proses membaca.
e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
      f)  Pembaca menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada
           berbagai tingkatan kelas.
      g)  Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman
           membaca.
h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i)  Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
       j)  Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman (McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, 2008:3-4).
6)  Langkah-langkah Membaca Pemahaman
Di dalam memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membaca, yaitu: (1) menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya membaca selayang pandang; (3) membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya; (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi, 2000:45).
Adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide pokok yang terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa yang dipahami dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan bacaan. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa aktivitas seperti, mengamati, memahami ide, curahan jiwa, dan aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.
      
      2.5.3 Membaca Ide
Seperti halnya dengan keterampilan membaca telaah isi yang lainnya (yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis), membaca ide juga merupakan hal yang sangat penting dalam memahami serta menemukan gagasan yang disampaikan oleh penulis pada tulisannya
Di atas telah dikemukakan tentang pengertian dari membaca. Sedangkan kata ”ide” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita.  
Terdapat beberapa pengertian tentang membaca ide, diantaranya yaitu :
Membaca ide juga berarti sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca ide merupakan mengerahkan kemampuan keterampilan membaca untuk menangkap ide pokok pada sebuah bacaan. Membaca ide berarti membaca untuk menemukan pikiran, gagasan, cita-cita yang terdapat pada wacana yang dibaca. Membaca ide merupakan tahapan pertama untuk memajukan pemahaman dari maksud penulis yang terdapat pada tulisannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca ide adalah proses membaca yang bermaksud menemukan dan memahami ide, gagasan, cita-cita dan maksud pengarang/penulis yang terdapat pada tulisannya.
Contohnya ketika kita membaca sebuah buku/bacaan. Untuk memudahkan kita mendalami buku/bacaan tersebut, hendaklah kita selalu menemukan ide pokok pada setiap buku/bacaan yang meliputi:
1. Ide pokok buku/bacaan keseluruhan    
2. Ide pokok bab/judul 
3. Ide pokok bagian bab/sub bab, sub judul       
4. Ide pokok paragraf   
Ke-empat ide pokok tersebut harus kita temukan dan pahami. Hal ini lah yang disebut dengan membaca ide.  
B. Hubungan Membaca Ide dengan Keterampilan Membaca Telaah Isi yang lain (membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis)
1.   Hubungannya dengan membaca teliti  
Untuk membaca ide pada setiap bacaan tentunya perlu ketelitian yang baik dari pembaca untuk menemukan ide, gagasan pada tulisan yang dibacanya. Maka terlihat jelas membaca teliti merupakan tahapan untuk mencapai/menemukan ide,
gagasan dalam bacaan.      
2.   Hubungannya dengan membaca pemahaman
Bagaimana kita dapat menemukan ide, gagasan dalam tulisan apabila kita tidak memahami bacaan yang kita baca tersebut. Maka membaca pemahaman juga
erat hubungannya dengan membaca ide.  
3.   Hubungnya dengan membaca kritis     
Seorang pembaca kritis tidak akan mampu menganalisis suatu bacaan apabila dia sendiri tidak mengetahui/menemukan gagasan, ide yang sebenarnya yang dimaksud oleh penulis. Maka membaca ide adalah salah satu tahapan untuk
menjadi pembaca kritis, dan begitu juga sebaliknya.  
C.   Manfaat Membaca Ide     
Orang yang lebih banyak membaca maka akan mempunyai banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman, dan orang yang kaya akan ilmu dan pengalaman akan mudah berbicara atau menulis tentang ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
Begitu juga semakin banyak membaca orang akan semakin terampil berbahasa, dan orang yang terampil dalam berbahasa akan semakin cerah dan jelas jalan fikirannya.
Ketika kita membaca sebuah buku, apakah buku tersebut kita baca secara keseluruhan begitu saja? Tanpa tahu apa maksud yang disampaikan si penulis yang mampu memberikan peningkatan kualitas ilmu dan pengalaman kita. Atau kita cukup tahu saja maksud si penulis? Namun tanpa menemukan ide, gagasan, serta cita-cita penulis dalam tulisannya.
Dalam membaca apa saja, hendaklah kita menemukan ide pokok pada bacaan tersebut. Jangan sampai hanya membuang waktu untuk menekuni detail semua bacaan.         
Dengan membaca ide memberikan banyak manfaat bagi tercapainya tujuan membaca yang optimal dan mampu membawa kepada peningkatan berbahasa bagi pembacanya
Dengan membaca ide kita dapat menemukan gagasan, ide yang terkandung pada bacaan dengan cepat dan tepat tanpa membacanya secara keseluruhan secara detail.
Dengan membaca ide atau gagasan pokok maka kita sebenarnya telah menghemat waktu dan tenaga dalam membaca. 
D.  Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Ide?   
Kemampuan membaca ide merupakan keharusan yang dimilki oleh para mahasiswa/pelajar pada khususnya, begitu juga bagi setiap pembaca pada umumnya. Tentunya dengan maksud untuk mencapai tujuan membaca yang optimal.
Untuk menjadi seorang pembaca ide, kita harus menjadi seorang pembaca yang baik (a good reader). Bagaimana untuk menjadi seorang pembaca yang baik?
Berikut ada beberapa cara untuk menjadi sorang pembaca yang baik, yaitu:
1.  Mengetahui alasan kenapa dia membaca      
2.  Memahami apa yang dibacanya 
3.  Menguasai takhnik kecepatan membaca       
4.  Mengenal berbagai media cetak  
Selain cara di atas, ada cara lain untuk menjadi seorang pembaca ide, yaitu berusaha menemukan dan menangkap ide pokok. Untuk mendapatkan ide pokok dengan cepat dan tepat kita harus :   
1.  Berpikir bersama penulis, mengikuti struktur dan gaya penulisannya.
2.  Baca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok, secara
cepat.
3.  Jangan baca kata per kata, melainkan serap ide.    
4.  Bergerak lebih cepat, tapi jangan kehilangan pengertian. 
5.  Bacalah dengan cepat, dengan cepat mengerti idenya.
6.  Anda harus melecut diri untuk cepat mencari arti sentral.
7.  Kurangi kebiasaan menekuni detail kecil.     
8.  Cepat bereaksi terhadap pokok dari suatu karangan dengan akurat.   
Namun pada dasarnya untuk meningkatkan kemampuan membaca ide tidak ada cara/metode yang paling tepat, karena setiap pembaca harus mengembangkan sendiri strategi ataupun metode-metode untuk membaca ide.
      
2.5.4      Membaca Sastra
Membaca sastra digolongkan kedalam membaca estetis yaitu membaca yang berhubungan dengan seni atau keindahan. Dalam membaca sastra, pembaca dituntut untuk mengaktifkan daya imajinasinya dan kreativitasnya agar dapat memahami dan menghayati isi bacaan. Setelah membaca sebuah karya sastra pembeca akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui karya sastra yang dibacanya. Di sinilah letak kelebihan pembaca karya sastra dibandingkan pembaca karya-karya lain.
Karya sastra dikelompokkan menjadi 3 jenis, prosa, puisi, dan drama. Untuk dapat memahami sebuah karya sastra dengan baik, pembaca harus memiliki pengetahuan tentang fungsi dan unsur-unsur karya sastra yang dibacanya.
Prosa fiksi sebagai sebuah cerita rekaan yang biasa juga disebut sebagai cerita rekaan memiliki fungsi untuk memberitahukan kepada pembaca tentang suatu kejadian atau peristiwa yang mungkin ada dalam kehidupan nyata. Unsur-unsur prosa fiksi seperti yang sudah Anda pelajari dalam mata kuliah sastra mencakup tema, tokoh, alur, seting atau latar, gaya, dan sudut pandang.
Dalam karya prosa fiksi terkandung sebuah amanat yang dibungkus oleh unsur-unsur cerita tersebut. Kejadian-kejadian dan amanat inilah yang akan Anda peroleh dari cerita yang Anda baca sebagai suatu pengalaman.

2.6 Teknik Membaca Kritis
Sebelum anda melaksanakan kegiatan membaca kritis terdapat teknik teknik yang harus diketahui dan di pahami oleh pembaca yakni.
            (1)Kemampuan mengingat dan mengenali  bacaan
       Mengenali ide pokok paragraph
       Mengenali tokoh-tokoh dalam bacaan dan sifat-sifatnya
       Menyatakan kembali ide pokok paragraph
       Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan,unsur-unsur hubungan sebab
          akibat,dan karakter tokoh

      (2) Mampu menginterpretasi makna tersirat
        Menafsirkan ide pokok paragraph
        Menafsirkam gagasan utama paragraph
        Membedakan fakta atau detail bacaan
        Menafsirkan ide-ide penunjang
        Memahami secara kritis hubungan sebab akibat
        Memahami secara kritis unsur-unsur perbandingan
     
      (3) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan
        Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan
        Menerapkan konsep-konsep atau gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis
       Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi
     
      (4) Kemampuan menganalisis bacaan
       Menangkap gagasan utama bacan
       Memberikan detail atau fakta penunjang
       Mengklasifikasi fakta-fakta
       Membandingkan antar gagasanyang ada dalam bacaan
       Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan
       Membuat simpulan bacaan
       Mengorganisasikan gagasan utama bacaan
       Menentukan tema bacaan
       Menyusun kerangka bacaan
        Menghubung-hubungkan data yang terdapat dalam bacaan sehingga  
           memperoleh simpulan dan membuat ringkasan

      (5) Kemampuan menilai isi bacaan
        Menilai kebenaran gagasan utama /ide pokok paragraph/bacaan secara
           Keseluruhan.
        Menilai dan menentukan bahwasebuah pernyataan adalah sebuah fakta atau
           Opini.
        Menilai dan menentukan bahwa Bacaaan diangkat dari realitas atau fakta
           Penulis.
        Menentukan tujuan penulis dalam menulis.
        Menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan.
        Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang
           Dibuat.
        Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa,baik pada tataran kata,frase
           atau susunan kalimatnya

     (6) Kemampuan mengkreasi bacaan ataumenciptakan bacaan
        Menyerap inti bacaan
         Membuat rangkuman atau membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai sebuah tanggapan terhadap bacaaan atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan pengetahuan dari bacaan
        Mengembangkan/menulis berdasarkan kerangka bacaan yang telah di susun
SQ3R ialah teknik membaca kritis yang telah diperkenalkan oleh Robinson (1961). Ia merupakan satu kaedah membaca yang memerlukan seseorang mempersoal kesesuaian maklumat yang terdapat dalam suatu bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu diselesaikan.
SQ3R adalah singkatan bagi;
S (survey)    : tinjau
Q (question)          : soal/tanya
R (read)      : baca
R (recite)     : imbas kembali atau nyatakan secara lisan
R (review)   : baca semula

Survey (tinjau) ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Ini dilakukan dengan meneliti tajuk besar, tajuk-tajuk kecil, gambar-gambar atau ilustrasi, lakaran grafik, membaca perenggan pengenalan, dan perenggan terakhir di bahagian-bahagian buku atau  teks.
Question (soal atau tanya) ialah langkah yang memerlukan pelajar menyenaraikan satu siri soalan mengenai teks tersebut setelah mendapati teks tersebut berkaitan dengan keperluan tugasannya. Soalan-soalan tersebut menunjukkan keinginan pembaca tentang maklumat yang ingin diperoleh dari bahan tersebut, dan ianya menjadi garis panduan semasa membaca kelak. Pelajar akan cuba mencari jawapan kepada soalan-soalan tersebut.
Read (baca) ialah peringkat pelajar sebenarnya membaca bahan atau teks tersebut secara aktif serta mencuba mendapat segala jawapan kepada soalan-soalan yang telah disenaraiakannya sebelum ini. Ketika membaca, pelajar mungkin juga akan menyenaraikan soalan-soalan tambahan, berdasarkan perkembangan kefahaman dan keinginannya sepanjang melakukan pembacaan. Pelajar mungkin juga mempersoal pendapat atau maklumat yang terdapat yang ditemuinya.
Recite (imbas kembali) ialah peringkat yang ketiga.Setelah selesai membaca, pelajar cuba mengingat kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala yang telah diperoleh. Pemilihan maklumat yang sesuai dilakukan dalam konteks tugasannya. Pelajar juga boleh cuba menjawab soalan-soalan yang disenaraikan sebelumnya tanpa merujuk kepada kepada nota atau bahan yang telah dibaca.
Review (baca semula) merupakan peringkat terakhir. Pelajar membaca bahagian-bahagian buku atau teks secara berpilih untuk mengesahkan jawapan-jawapan kepada soalan yang dibuatnya di langkah ketiga. Pelajar juga memastikan tiada fakta penting yang tertinggal.

KWLH adalah singkatan bagi yang berikut;           
K (know)     : Apa yang telah diketahui (sebelum membaca) 
W (want)     : Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca)       
L (learned)  : Apa yang telah diketahui (selepas membaca)  
H (how)      : Bagaimana untuk mendapat maklumat tambahan - yang berkaitan (untuk membaca seterusnya).            
Apa yang jelas dari penerangan tersebut ialah suatu teknik membaca kritis di mana pembaca; mengingat dahulau apa yang telah diketahui
membayang atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan menentukan apa lagi yang perlu diperoleh.
Teknik pembacaan akan membolehkan pembaca
mengaitkan pengetahuan yang tersedia dengan apa yang dibaca,
menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan
menentukan apa lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat pemahaman tambahan.

2.7 Membaca Kritis Artikel Ilmiah
Pada umumnya, tulisan yang berupa artikel ilmiah dimuat dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah jurnal yang memuat tulisan dalam bentuk artikel ilmiah. Artikel ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang merupakan hasil penelitian atau hasil penyelidikan terhadap suatu masalah.











BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan membaca mencakup:Kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Membaca mempunyai tujuan untuk memahami isi, ide,atau gagasan baik yang tersirat maupun tersurat dalam suatu bacaan.
Dalam membaca kritis mempunyai beberapa teknik yang harus diketahui dan dipahami oleh pembaca sebagai dasar utama agar membaca kritis bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.








DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tarigan, H., G. (1995). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.
Zulfahnur., Kurnia, S., dan Zuniar. (1996). Teori Sastra. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.