Teknik Membaca Kritis untuk Memahami Isi Bacaan
Merry
Selviana Pasaribu
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Merry Selviana Pasaribu
Makalah
Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PEGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang atas rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah bagaimana cara membaca
cepat khususnya dalam penerapan teknik membaca skimming dan scanning . Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas membaca yang diberikan
dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jambi, Fakultas Pertanian, Program studi Agribisnis.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas, orang
tua yang mendukung, dan teman-teman yang membantu sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini
sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat lebih
memudahkan dalam memahami materi yang dipelajari.
Jambi, 12 Oktober 2016
Merry Selviana Pasaribu
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................... 3
1.3
Manfaat ................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Membaca .................................................. 4
2.2 Jenis-jenis Membaca ............................................... 5
2.3 Tujuan Membaca ..................................................... 11
2.4 Defenisi Membaca Kritis ........................................ 12
2.5 Ragam Membaca Kritis.......................................... 16
2.6 Teknik Membaca Kritis............................................ 24
2.7 Membaca
Kritis Artikel Ilmiah............................... 28
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................ 29
DAFTAR PUSAKA ............................................................................. 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson Tarigan, 1986:7).
Hal tersebut
berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga
mampu memahami materi bacaan dengan baik. Membaca merupakan perbuatan yang
dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati,
memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Kegiatan
membaca pada tataran yang lebih tinggi, pembaca harus mampu memahami menerima,
menolak dan meyakini pendapat yang dikemukakan oleh penulisnya. Para pengamat
menyimpulkan bahwa membaca membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi guna menyerap
gagasan-gagasan yang terkandung dalam suatu bacaan. Membaca pada tingkat ini,
pembaca tidak cukup hanya memahami apa yang tersurat, lebih dari itu dapat
menghubungkan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalaman pembaca. Di
samping itu, pengetahuan tentang teknik-teknik membaca sangat perlu dipahami
oleh pembaca, agar dapat memahami isi bacaan dengan sebaik-baiknya, terutama
dalam membaca kritis.
Soedarsono
(1994) mengatakan bahwa membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif
penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia
bersama-sama penulis berfikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara
kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dengan melakukan
penilaian.
Membaca
kritis sering juga disebut membaca kreatif atau interpreatatif. Dalam membaca
kritis, pembaca dituntut agar dapat memahami maksud penulis, organisasi dasar
tulisan, menilai penyajian penulis, menerapkan prinsip-prinsip membaca kritis,
dan prinsip-prinsip penilaian bahan bacaan (Tarigan : 1983 : 90).
Praktik
membaca kritis merupakan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi
bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih
mendalam dengan pikiran penulis dan merupakan analisis yang dapat dihandalkan
(Sujana, 1988 : 23). Dalam membaca kritis dikenal tiga cara, yaitu : (1)
Membaca baris, adalah membaca baris demi baris untuk dapat memahami arti
kata-kata setiap baris; (2) Membaca di antara baris, mempunyai pengertian
menganalisis maksud penulis yang sebenarnya; (3) Membaca di luar baris, bertujuan
mengevaluasi dan memahami hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam membaca
kritis, pembaca akan dapat melakukan kegiatan membaca dalam waktu singkat,
namun memperoleh informasi yang lengkap dan benar. Di samping itu, keberhasilan
dalam membaca kritis sangat perlu berlatih dan berlatih terus, sehingga pembaca
akan dapat memperoleh informasi yang benar, baik yang tersurat maupun tersirat
dalam wacana yang dibacanya. Adapun bahan yang dapat digunakan latihan membaca
kritis, bisa berupa wacana apa saja, misalnya : artikel, cerita, dialog, karya
ilmiah populer, termasuk karya ilmiah.
Berdasarkan fakta di lapangan bahwa kemampuan sebagian
masyarakat memahami isi bacaan masih rendah. Karena budaya membaca belum menjadi bagian kehidupan
sehari-hari masyarakat. Hal ini terlihat dari minimnya kebiasaan masyarakat
dalam membaca, indikasi yang paling sederhana adalah dalam membaca surat kabar.
Mereka lebih meminati budaya menonton melalui media televisi. Padahal,
banyaknya tayangan televisi yang memuat hal-hal yang kurang baik untuk generasi
baru, mulai dari perilaku kurang santun dari para pejabat dan wakil rakyat
hingga dugaan korupsi milyaran rupiah, kekerasan dan budaya hedonistic yang
lainnya yang membentuk pendidikan karakter bangsa ini yang keliru.
Budaya membaca merupakan kunci utama
menggalakkan media sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Informasi yang sangat penting bagi manusia yang ingin maju, karena
itu membaca sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi. Membaca
merupakan unsur yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan
pendidikan. Salah satu cara memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan adalah
dengan membaca.
.Kenyataan bahwa masyarakat kurang
dalam memahami isi bacaan besar kemungkinannya karena mereka tidak memiliki
pengetahuan yang memadai dalam memahami isi bacaan dengan tingkat keterbacaan secara
optimal. Sehubungan dengan ini, sangat perlu dicari solusi pemecahannya, agar
tujuan pemberian pemahaman membaca kritis dapat dicapai sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di depan,
penulisan makalah ini dilakukan dengan tujuan apakah teknik membaca kritis
dapat meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami isi dari suatu bacaan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
untuk mengetahui teknik membaca kritis.
1.3
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari
penulisan makalah ini ada 2 macam yaitu :
a.
Untuk penulis
Manfaat
dari penulisan makalah ini untuk penulis tentunya menambah pengetahuan serta wawasan
penulis dan memenuhi tugas membaca mata
kuliah Bahasa Indonesia. Dan untuk mengetahui teknik-teknik membaca sebuah wacana secara kritis.
b.
Untuk pembaca
Untuk
membantu menambah pengetahuan dan membantu pembaca agar untuk memahami dan menerapkan teknik
membaca kritis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Membaca
Membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan
proses menerjemahkan simbol tulisan(huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai
suatu proses berfikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata
atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata
secara individual akan dapat diketahui.
Secara linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan
penyandian. Sebuah aspek pmbacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis
dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi
bunti yang bermakna. (Anderson 1972 : 209-210).
Menurut
Kolker (1983:3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan
penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni
afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku
kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.
Doglass
(dalam Cox, 1988:6) memberikan definisi membaca
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam
lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu
Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991:267) berpendapat bahwa membaca merupakan
proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi
langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan
teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian,
makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca
saja.
Fredick Mc
Donald (dalam Burns, 1996:8) mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian
respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif.
Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi:
sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif,
dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub
keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan
yang terpadu.
Syafi'i
(1999:7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang
bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang
berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Adapun
Farris (1993:304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep,
informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman
diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah
dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
Dengan
adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada
hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun
makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut,
pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
2.2 Jenis-Jenis
Membaca
2.2.1 Membaca Cepat
Teknik
membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca
cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase,
atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat
memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat:
1. Konsentrasi saat membaca.
2. Menghilangkan
kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir
bergerak.
3. Perluas jangkauan mata ketika membaca.
4. Tidak mengulang-ulang bacaan.
Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan
membaca. Rumus tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan x 100%
Waktu
yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca
2.2.2 Membaca Memindai
Membaca memindai disebut juga membaca scanning, yaitu teknik
membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain.
Melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca memindai,
biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata atau istilah
di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.
2.2.3 Membaca Intensif
Membaca intensif adalah teknik membaca yan dapat diterapkan dalam upaya
mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan
untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga
membaca secara cermat. Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok
persoalan atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan
diskusi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai
berikut:
1. Membaca
dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal
lain,
2. Mempertimbangkan
kemampuan diri dalam kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri
menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan, dan
3. Mempertimbangkan
referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang akan
didiskusikan.
Yang termasuk dalam membaca intensif
adalah:
A. Membaca Telaah Isi
1. Membaca Teliti
Membaca
jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang
perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca Pemahaman
Membaca
pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan
untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary
standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi.
3. Membaca Kritis
Membaca
kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam,
evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna
baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Ide
Membaca ide
adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
5. Membaca Kreatif
Membaca
kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna
tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil
membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
B. Membaca Telaah
Bahasa
1. Membaca Bahasa
(Foreign Language Reading)
Tujuan utama
membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan
mengembangkan kosakata (developing vocabulary).
2. Membaca Sastra
(Literary Reading)
Dalam
membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam
karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk
bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta
dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
2.2.4 Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara tidak
begitu detail. Kegiatan membaca ekstensif ditujukan untuk mendapatkan informasi
yang bersifat pokok-pokok penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci.
Berdasarkan informasi pokok tersebut, kita sudah dapat melihat atau menarik
kesimpulan mengenai pokok bahasan atau masalah utama yang dibicarakan. Membaca
ekstensif dapat digunakan ketika membaca beberapa teks yang memiliki masalah
utama sama. Kita dapat menarik kesimpulan mengenai teks yang memiliki masalah
utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya berbeda.
Hal-hal yang
harus diperhatikan ketika membaca ekstensif dua teks:
1. Membaca
kedua teks secara keseluruhan, sehingga mendapatkan pemahaman terhadap kedua
isi teks,
2. Memahami
pokok-pokok penting yang disampaikan dalam masing-masing teks,
3. Membandingkan
kedua teks, sehingga memperoleh gambaran adanya persamaan dan perbedaannya,
dan
4. Menarik
kesimpulan mengenai masalah utama kedua teks.
Objek
membaca ekstensif meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi:
1. Membaca
Survei (Survey Reading)
Membaca
survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan
bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan
pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar
isi dan malihat abstrak (jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks (jika ada).
2. Membaca
Sekilas
Membaca
sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan
ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menemukan
infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua informasi dalam
koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah mewakili
informasi yang ingin diketahui.
Membaca
sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks,
terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1. Jika membaca koran,
bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
2. Baca
garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut,
dan
3. Jika telah telah menemukan bacaan yang
diinginkan, mulai untuk membacanya.
Hambatan-hambatan yang dapat
mengurangi kecepatan mambaca :
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak
bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran
kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisan yang sedang kita
baca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.
3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)
Membaca
dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang
bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini
biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan
yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
2.2.5 Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang
bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaan
diambil dari cerpen dan novel.
2.2.6 Membaca Analitik
Yaitu
kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis;
menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara
eksplisit dalam bacaan.
2.2.7 Membaca Literal,
Kritis dan Kreatif
Membaca
literal meruapakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang
tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi
yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna
yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca
kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan
belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap
apa yang dibacanya dan dia pun akan empunyai kepercayaan diri yang lebih mantap
daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir
kritis.
Membaca
kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan
bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat melakukan kegitan membaca kritis,
ada empat macam persyaratan pokok, yaitu: (1) pengetahuan tentang bidang ilmu
yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca; (2) sikap bertanya dan
sikap menilai yang tidak tergesa-gesa; (3) penerapan berbagai metode analisis
yang logis atau penelitian ilmiah; (4) tindakan yang diambil berdasarkan
analisis atau pemikiran tersebut.
Membaca
kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari
pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi
ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah
didapatkan.
Dalam proses
membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan
oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin
saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu.
Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari
kemampuan membaca seseorang.
Menurut
Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif andaikan memenuhi kreteria
berikut: (1) Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku; (2)
mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari; (3) munculnya
perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai; (4) hasil
membaca berlaku sepanjang masa; (5) mampu menilai secara kritis dan kreatif
bahan-bahan bacaan; (6) mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
berdasarkan hasil bacaan yang tekah dibaca.
2.3 Tujuan Membaca
Membaca
hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan,
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan
(Farida Rahim, 2007:11). Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (H.G. Tarigan,
1986:9). Tujuan membaca mencakup: (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca
nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya
tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7)
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara
lain dan mempelajari tentang struktur teks, (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik (Blanton, dkk dan Irwin dalam Burns dkk, dalam Farida Rahim,
2007:11). Selain beberapa tujuan membaca yang telah disampaikan di atas,
terdapat pula beberapa tujuan membaca lainnya yang erat kaitannya dengan makna,
diantaranya:
a. Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide
utama.
c. Membaca untuk mengetahuai urutan
atau susunan, organisasi cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan.
e. Membaca untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasikan.
f. Membaca untuk menilai
atau mengevaluasi.
g. Membaca untuk memperbandingkan
atau mempertentangkan.
2.4 Definisi Membaca Kritis
Albert (2001) menyatakan bahwa membaca
kritis ialah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tanggung
jawab, mendalam, evaluatif, analisis, dan bukan hanya ingin mencari kesalahan
penulis. Pembaca tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia
bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian.
Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang
lain. Pembaca harus mengikuti pikiran
penulis secara tepat, akurat dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan
relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar.Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, logis,
benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis membaca akan menganailis,
membandingkan dan menilai.
Dalam hal ini kita harus memahami ide pokok atau main idea yang terdapat
dalam sebuah paragraf. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf terdapat
unsur-unsur yang membentuknya, yaitu ide pokok (main idea), ide pendukung
(supporting idea), contoh-contoh (examples), dan kesimpulan (conclusion). Satu
atau lebih dan unsur-unsur itu harus ada dalam sebuah paragraf meskipun tidak
harus semuanya. Dengan memahami unsur-unsur dalam bacaan itu, kita dapat
menganalisis, menentukan, dan mengkritik point-point mana yang dinilai kurang
benar dan selanjutnya memberikan saran konstruktif untuk revisi pada edisi
berikutnya.
Ciri-ciri pembaca kritis:
1. Membaca kritis selalu
melibatkan tingkat berpikir kritis.
2. Pembaca tidak langsung menyetujui
pendapat pengarang.
3. Membaca karena ingin mencari
suatu kebenaran.
4. Selalu terlibat dengan permasalahan gagasan utama dalam sebuah bacaan.
5. Membaca
kritis berarti mengolah bahan bacaan.
Menurut
Sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam
membacakritis.
1. Mengerti Isi Bacaan
Mengenali
fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain
mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta
menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi
sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan
sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui
segalanya tentang fakta.
2. Menguji Sumber Penulis
Apakah
penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya
mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji
pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk
membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3. Interaksi Antara
Penulis dengan Pembaca
Pembaca
tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan
pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu
menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada
padanya.
4. Terbuka Terhadap
Gagasan Penulis
Pembaca
hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca
juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan
mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
Tujuan membaca kritis:
1. Memahami
tujuan penulis atau pengarang.
2. Memanfaatkan kemampuan membaca pemahaman dengan
kemampuan membaca
kritis.
3. Memahami
organisasi tulisan atau bacaan.
4. Memberikan
penilaian terhadap penyajian penulis atau pengarang.
5. Menerapkan
prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan.
Untuk menentukan
kualitas tulisan, seorang pembaca kritis dituntut untuk menggunakan seperangkat
keterampilan berpikir. Ada delapan keterampilan berpikir yang dilatihkan untuk
meningkatkan kemampuan membaca kritis, yaitu :
1. Keterampilan
Memfokuskan
Keterampilan
memfokuskan adalah kemampuan untuk memilih informasi yang penting dan
mengabaikan informasi yang tidak penting. Keterampilan memfokuskan difungsikan
sebagai langkah awal dalam proses berfikir dan sebagai jembatan awal untuk
melangkah pada proses berpikir berikutnya. Melalui kegiatan ini, Anda diajak
untuk membaca secara menyeluruh, kemudian menentukan masalah pokok dari teks
dan menentukan tujuan penulisan.
2. Keterampilan
Mengumpulkan Informasi
Keterampilan
mengumpulkan informasi adalah keterampilan yang digunakan untuk menumbuhkan
kesadaran pada substansi atau isi teks yang anda baca untuk digunakan dalam
proses kognitif berikutnya. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai
keterampilan ,mengumpulkan informasi, yaitu
(1) mengamati
(2) merumuskan pertanyaan.
Melalui
kegiatan 2 ini, anda diajak mengamati dan menemukan butir-butir isi essential
teks dan menjawab pertanyaan kritis untuk mengintegrasikan butir-butir isi
esensial teks yang telah anda temukan.
3. Keterampilan
Mengingat
Keterampilan
mengingat adalah kegiatan atau strategi yang dilakukan secara sadar untuk
menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang dan upaya untuk mengamankan
informasi tersebut. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai
keterampilan mengingat, yaitu
(1)
mengaitkan butir-butir informasi essential antara satu dengan yang lain agar
bermakna dan mudah diingat dan disimpan dalam ingatan jangka panjang,
(2) merumuskan simpulan/penilaian
terhadap butir-butir esensial yang telah anda temukan agar mudah dipanggil
kembali.
4. Keterampilan
Mengorganisasi
Keterampilan
mengorganisasi adalah keterampilan menyusun informasi agar mudah dipahami dan
disajikan secara efektif. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai
keterampilan mengorganisasi yaitu:
(1) membandingkan,
(2) mengklarifikasi ,
(3) mengurutkan , dan
(4) mempresentasikan.
Melalui
kegiatan ini, anda diajak membandingkan, mengelompokkan, menyusun urutan, dan
membuat visualisasi yang tapat terhadap butir-butir informasi yang telah anda temukan.
5. Keterampilan
Menganalisis
Keterampilan
menganalisis digunakan untuk mengklarifikasi informasi dengan mengkaji
bagian-bagian dan hubungannya. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk
menguasai keterampilan menganalisis yaitu:
(1) mengindentifikasi atribut dan
komponen,
(2) mengidentifikasi pola-pola dan
hubungannya,
(3) mengidentifikasi ide pokok, dan
(4) mengidentifikasi kesalahan.
Melalui
kegiatan 5 ini Anda diajak untuk mementukan pola pengembangan ide pokok,
dan membutuhkan beragam kesalahan pada teks yang ada baca.
6. Keterampilan
Menggeneralisasi
Keterampilan
menggeneralisasi adalah simpulan tentang keseluruhan yang disusun dari
pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang. Ada tiga kegiatan yang anda
lakukan untuk menguasai keterampilan menggeneralisasi yaitu:
(1) menyimpulkan,
(2) memprediksi , dan
(3) mengelaborasi.
Melalui
kegiatan enam ini, anda diajak menentukan simpulan , prediksi, dan elaborasi
yang tepat terkait butir-butir informasi yang telah anda temukan.
7. Keterampilan
Mengintegrasi
Keterampilan
mengintegrasi adalah keterampilan meletakkan secara bersama-sama bagian-bagian
atau aspek-aspek yang relevan dari suatu solusi, pemahaman, prinsip, atau
komposisi. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untu menguasai keterampilan
mengintegrasi yaitu:
(1) membuat ringkasan
(2) merekontruksi.
Melalui
kegiatan ini anda diajak meletakkan secara bersama-sama butir-butir informasi
yang telah anda temukan dengan membuat ringkasan dan merengkonstruksinya.
8. Keterampilan Mengevaluasi
Keterampilan
mengevaluasi melibatkan penilaian kerasionalan dan kulaitas ide-ide dari teks
yang anda baca. Ada dua kegiatan untuk menguasai keterampilan mengevaluasi
yaitu:
(1) menetapkan kriteria
(2) memverifikasi .
Menetapkan
kriteria adalah menetapkan acuan yang digunakan untuk menilai teks.
Memverifikasi adalah kegiatan memberikan penilaian terhadap kualitas tulisan
dengan menggunakan kriteria yang telah anda pilih.
Kedelapan
keterampilan berpikir inti tersebut adalah keterampilan yang bersifat
continuum, yang anda perlukan sebagai seorang pembaca kritis agar anda dapat
mengumpulkan informasi, kemudian mengolah informasi secara kritis,
menganalisis, menggeneralisasi, dan mengintegrasikanya untuk mendapatkan
pemahaman menyeluruh atas isi bacaan , dan diikuti dengan penyikapan atas
gagasan penulisnya.
2.5 Ragam Membaca Kritis
2.5.1
Membaca Teliti
Secara
sederhana, membaca teliti dapat dikatakan sebagai kegiatan membaca secara
seksama yang bertujuan untuk memahami secara detil gagasan-gagasan yang
terdapat dalam teks bacaan tersebut atau untuk melihat organisasi penulisan
atau pendekatan yang digunakan oleh penulis. Oleh karena itu, pembaca selain
dituntut harus dapat memahami semua makna teks yang dibacanya, juga dituntut
untuk mengenali dan menghubungkan kaitan antargagasan yang ada, baik yang
terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf. Salah satu kegiatan
penunjang yang akan sangat membantu dalam proses membaca teliti ini, yakni
dengan menandai bagian-bagian buku yang dianggap penting.
2.5.2
Membaca Pemahaman
1. Pengertian
Kegiatan
membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Membaca
pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan.
Definisi ini sangat menekankan pada dua hal yang pokok dalam membaca, yaitu
bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan yang menyajikan informasi yang
berwujud bacaan (Lado dalam Nurhadi, 1987:222). Jadi, seseorang yang yang
melakukan kegiatan membaca pemahaman harus menguasai bahasa atau tulisan yang
digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan mampu menangkap informasi atau isi
bacaan tersebut.
Untuk dapat
memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca
pemahaman yang baik pula. Pemahaman merupakan salah satu aspek yang penting
dalam kegiatan membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan
dapat meningkatkan ketrampilan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu
yang hendak dicapai. Jadi, kemampuan membaca dapat diartikan sebagai kemampuan
dalam memahami bahan bacaan. Tujuan membaca adalah pemahaman bukan kecepatan
(H.G. Tarigan, 1986:37).
Membaca
pemahaman didefinisikan pula sebagai salah satu macam membaca yang bertujuan
memahami isi bacaan (Sujanto dalam Nurhadi, 1987:222). Kemampuan membaca sangat
kompleks dan bukan hanya kemampuan teknik membacanya saja tetapi juga kemampuan
dalam pemahaman san interpretasi isi bacaan.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan bahwa
membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang
tersurat maupun yang tersirat dari bahan bacaan tersebut.
2) Aspek-aspek
Membaca Pemahaman
Membaca
merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian
keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar seseorang mampu mencapai suatu tingkat
pemahaman, seharusnya ia mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya,
kita perlu mengenal dan menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman.
Aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi: (a) memahami pengertian sederhana
(leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l.
maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c)
evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel,
yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan,
1986:12). Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya
sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mampu
menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman
dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
3) Tujuan
Membaca Pemahaman
Apabila kita
melakukan sesuatu kegiatan, tentulah kita mampunyai tujuan tertentu yang hendak
kita capai. Demikian halnya di dalam membaca pemahaman juga mempunyai tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh
sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan
etoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang
bersifat emosional dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36). Berdasarkan pendapat di atas, dapat
dilihat bahwa tujuan membaca pemahaman mencakup beberapa hal. Jelasnya membaca
pemahaman diperlukan bila kita ingin mempelajari dan memahami masalah yang kita
baca sampai pada hal-hal yang sangat detail.
4) Tingkatan
Membaca Pemahaman
Aspek-aspek
keterampilan untuk memahami isi bacaan itu ada bermacam-macam. Empat tingkatan
atau kategori pemahaman membaca, yaitu literal, inferensial, kritis, dan
kreatif (Burns dan Roe; Rubin; dan Syafi’ie dalam Hairuddin, dkk, 2008).
Pembahasan mengenai tingkat pemahaman tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Pemahaman literal adalah
kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks.
Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong
tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses
pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi
pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe dalam Hairuddin, dkk, 2008).
b) Pemahaman inferansial adalah
kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung (tersirat)
dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti memahami apa yang
diimplikasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam
teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara
eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara
terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman
kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman
kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini,
pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma
tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai
teks.
d) Pemahaman kreatif merupakan
kemampuan untuk mengungkapkan respon emosional dan estetis terhadap teks yang
sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan
seluruh dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan
estetis teks terhadap pembaca. Dalam pemahaman kreatif, pembaca dituntut
menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang melebihi apa
yang disajikan penulis (Hafni dalam Hairuddin, dkk, 2008).
Berdasarkan
uraian di atas, penelitian ini menekankan pada membaca pemahaman dalam
tingkatannya sebagai pemahaman literal yaitu pemahaman terhadap apa yang
disampaikan dan disebutkan penulis di dalam bahan bacaan.
5) Prinsip-prinsip
Membaca Pemahaman
Menurut
McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, mengemukakan mengenai prinsip-prinsip
membaca sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan
proses konstruktivis sosial.
b) Keseimbangan
kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
c) Guru membaca yang
profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
d) Pembaca yang baik memegang peranan
yang strategis dan berperan aktif dalam
proses membaca.
e) Membaca
hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f) Pembaca menemukan manfaat
membaca yang berasal dari berbagai teks pada
berbagai tingkatan kelas.
g) Perkembangan kosakata dan
pembelajaran mempengaruhi pemahaman
membaca.
h) Pengikutsertaan adalah suatu
faktor kunci pada proses pemahaman.
i) Strategi dan
keterampilan membaca bisa diajarkan.
j) Asesmen yang dinamis
menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman (McLaughlin dan Allen dalam
Farida Rahim, 2008:3-4).
6) Langkah-langkah
Membaca Pemahaman
Di dalam
memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membaca, yaitu: (1)
menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya membaca selayang pandang; (3)
membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat
menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya; (4) mengemukakan
kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi,
2000:45).
Adanya
kemampuan membaca pemahaman yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide
pokok yang terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok
dengan ide pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan
apa yang dipahami dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan
bacaan. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama
beberapa aktivitas seperti, mengamati, memahami ide, curahan jiwa, dan
aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.
2.5.3 Membaca Ide
Seperti
halnya dengan keterampilan membaca telaah isi yang lainnya (yaitu membaca
teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis), membaca ide juga merupakan hal
yang sangat penting dalam memahami serta menemukan gagasan yang disampaikan
oleh penulis pada tulisannya
Di atas
telah dikemukakan tentang pengertian dari membaca. Sedangkan kata ”ide” menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti rancangan yang tersusun di dalam pikiran;
gagasan; cita-cita.
Terdapat
beberapa pengertian tentang membaca ide, diantaranya yaitu :
Membaca ide juga berarti sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari,
memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca ide merupakan mengerahkan kemampuan keterampilan membaca untuk
menangkap ide pokok pada sebuah bacaan. Membaca ide berarti membaca untuk
menemukan pikiran, gagasan, cita-cita yang terdapat pada wacana yang dibaca.
Membaca ide merupakan tahapan pertama untuk memajukan pemahaman dari maksud
penulis yang terdapat pada tulisannya.
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca ide adalah proses
membaca yang bermaksud menemukan dan memahami ide, gagasan, cita-cita dan
maksud pengarang/penulis yang terdapat pada tulisannya.
Contohnya
ketika kita membaca sebuah buku/bacaan. Untuk memudahkan kita mendalami
buku/bacaan tersebut, hendaklah kita selalu menemukan ide pokok pada setiap
buku/bacaan yang meliputi:
1. Ide pokok buku/bacaan
keseluruhan
2. Ide pokok bab/judul
3. Ide pokok bagian bab/sub bab, sub
judul
4. Ide pokok paragraf
Ke-empat ide pokok tersebut harus
kita temukan dan pahami. Hal ini lah yang disebut dengan membaca
ide.
B.
Hubungan Membaca Ide dengan Keterampilan Membaca Telaah Isi yang lain (membaca
teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis)
1. Hubungannya
dengan membaca teliti
Untuk
membaca ide pada setiap bacaan tentunya perlu ketelitian yang baik dari pembaca
untuk menemukan ide, gagasan pada tulisan yang dibacanya. Maka terlihat jelas membaca teliti merupakan tahapan untuk
mencapai/menemukan ide,
gagasan dalam
bacaan.
2. Hubungannya
dengan membaca pemahaman
Bagaimana kita dapat menemukan ide, gagasan dalam tulisan apabila kita
tidak memahami bacaan yang kita baca tersebut. Maka membaca pemahaman juga
erat hubungannya dengan membaca
ide.
3. Hubungnya
dengan membaca kritis
Seorang pembaca kritis tidak akan mampu menganalisis suatu bacaan apabila
dia sendiri tidak mengetahui/menemukan gagasan, ide yang sebenarnya yang
dimaksud oleh penulis. Maka membaca ide adalah salah satu tahapan untuk
menjadi pembaca kritis, dan
begitu juga sebaliknya.
C. Manfaat Membaca Ide
Orang yang lebih banyak membaca maka akan mempunyai banyak ilmu pengetahuan
dan pengalaman, dan orang yang kaya akan ilmu dan pengalaman akan mudah
berbicara atau menulis tentang ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
Begitu juga semakin banyak membaca orang akan semakin terampil berbahasa,
dan orang yang terampil dalam berbahasa akan semakin cerah dan jelas jalan
fikirannya.
Ketika kita membaca sebuah buku, apakah buku tersebut kita baca secara
keseluruhan begitu saja? Tanpa tahu apa maksud yang disampaikan si penulis yang
mampu memberikan peningkatan kualitas ilmu dan pengalaman kita. Atau kita cukup
tahu saja maksud si penulis? Namun tanpa menemukan ide, gagasan, serta cita-cita
penulis dalam tulisannya.
Dalam membaca apa saja, hendaklah kita menemukan ide pokok pada bacaan
tersebut. Jangan sampai hanya membuang waktu untuk menekuni detail semua
bacaan.
Dengan membaca ide memberikan banyak manfaat bagi tercapainya tujuan
membaca yang optimal dan mampu membawa kepada peningkatan berbahasa bagi
pembacanya
Dengan membaca ide kita dapat menemukan gagasan, ide yang terkandung pada
bacaan dengan cepat dan tepat tanpa membacanya secara keseluruhan secara
detail.
Dengan membaca ide atau gagasan pokok maka kita sebenarnya telah menghemat
waktu dan tenaga dalam membaca.
D. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Ide?
Kemampuan membaca ide merupakan keharusan yang dimilki oleh para
mahasiswa/pelajar pada khususnya, begitu juga bagi setiap pembaca pada umumnya.
Tentunya dengan maksud untuk mencapai tujuan membaca yang optimal.
Untuk menjadi seorang pembaca ide, kita harus menjadi seorang pembaca yang
baik (a good reader). Bagaimana untuk menjadi seorang pembaca yang baik?
Berikut ada
beberapa cara untuk menjadi sorang pembaca yang baik, yaitu:
1. Mengetahui alasan
kenapa dia membaca
2. Memahami apa yang dibacanya
3. Menguasai takhnik kecepatan
membaca
4. Mengenal berbagai media cetak
Selain cara di atas, ada cara lain untuk menjadi seorang pembaca ide, yaitu
berusaha menemukan dan menangkap ide pokok. Untuk mendapatkan ide pokok dengan cepat dan tepat kita harus :
1. Berpikir bersama
penulis, mengikuti struktur dan gaya penulisannya.
2. Baca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok, secara cepat.
3. Jangan baca kata per kata, melainkan serap
ide.
4. Bergerak lebih cepat, tapi jangan kehilangan
pengertian.
5. Bacalah dengan cepat, dengan cepat mengerti
idenya.
6. Anda harus melecut diri untuk cepat mencari arti sentral.
7. Kurangi kebiasaan menekuni detail
kecil.
8. Cepat bereaksi terhadap pokok dari suatu karangan dengan
akurat.
Namun pada
dasarnya untuk meningkatkan kemampuan membaca ide tidak ada cara/metode yang
paling tepat, karena setiap pembaca harus mengembangkan sendiri strategi
ataupun metode-metode untuk membaca ide.
2.5.4
Membaca Sastra
Membaca
sastra digolongkan kedalam membaca estetis yaitu membaca yang berhubungan
dengan seni atau keindahan. Dalam membaca sastra, pembaca dituntut untuk
mengaktifkan daya imajinasinya dan kreativitasnya agar dapat memahami dan
menghayati isi bacaan. Setelah membaca sebuah karya sastra pembeca akan
memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui karya sastra yang dibacanya. Di sinilah
letak kelebihan pembaca karya sastra dibandingkan pembaca karya-karya lain.
Karya sastra
dikelompokkan menjadi 3 jenis, prosa, puisi, dan drama. Untuk dapat memahami
sebuah karya sastra dengan baik, pembaca harus memiliki pengetahuan tentang
fungsi dan unsur-unsur karya sastra yang dibacanya.
Prosa fiksi
sebagai sebuah cerita rekaan yang biasa juga disebut sebagai cerita rekaan
memiliki fungsi untuk memberitahukan kepada pembaca tentang suatu kejadian atau
peristiwa yang mungkin ada dalam kehidupan nyata. Unsur-unsur prosa fiksi
seperti yang sudah Anda pelajari dalam mata kuliah sastra mencakup tema, tokoh,
alur, seting atau latar, gaya, dan sudut pandang.
Dalam karya
prosa fiksi terkandung sebuah amanat yang dibungkus oleh unsur-unsur cerita
tersebut. Kejadian-kejadian dan amanat inilah yang akan Anda peroleh dari
cerita yang Anda baca sebagai suatu pengalaman.
2.6 Teknik Membaca Kritis
Sebelum anda
melaksanakan kegiatan membaca kritis terdapat teknik teknik yang harus
diketahui dan di pahami oleh pembaca yakni.
(1)Kemampuan mengingat dan
mengenali bacaan
Mengenali ide pokok paragraph
Mengenali tokoh-tokoh dalam bacaan
dan sifat-sifatnya
Menyatakan kembali ide pokok
paragraph
Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan,unsur-unsur
hubungan sebab
akibat,dan karakter tokoh
(2) Mampu menginterpretasi makna
tersirat
Menafsirkan ide pokok
paragraph
Menafsirkam gagasan utama
paragraph
Membedakan fakta atau detail
bacaan
Menafsirkan ide-ide
penunjang
Memahami secara kritis
hubungan sebab akibat
Memahami secara kritis
unsur-unsur perbandingan
(3) Kemampuan mengaplikasikan
konsep-konsep dalam bacaan
Mengikuti petunjuk-petunjuk
dalam bacaan
Menerapkan konsep-konsep
atau gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis
Menunjukkan kesesuaian antara gagasan
utama dengan situasi yang dihadapi
(4) Kemampuan menganalisis bacaan
Menangkap gagasan utama bacan
Memberikan detail atau fakta
penunjang
Mengklasifikasi fakta-fakta
Membandingkan antar gagasanyang
ada dalam bacaan
Membandingkan tokoh-tokoh yang ada
dalam bacaan
Membuat simpulan bacaan
Mengorganisasikan
gagasan utama bacaan
Menentukan tema bacaan
Menyusun kerangka bacaan
Menghubung-hubungkan data
yang terdapat dalam bacaan sehingga
memperoleh simpulan dan membuat
ringkasan
(5) Kemampuan menilai isi bacaan
Menilai kebenaran gagasan
utama /ide pokok paragraph/bacaan secara
Keseluruhan.
Menilai dan menentukan
bahwasebuah pernyataan adalah sebuah fakta atau
Opini.
Menilai dan menentukan bahwa
Bacaaan diangkat dari realitas atau fakta
Penulis.
Menentukan tujuan penulis
dalam menulis.
Menentukan relevansi antara
tujuan dan pengembangan gagasan.
Menentukan keselarasan
antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang
Dibuat.
Menilai keakuratan dalam
penggunaan bahasa,baik pada tataran kata,frase
atau susunan kalimatnya
(6) Kemampuan mengkreasi bacaan
ataumenciptakan bacaan
Menyerap inti bacaan
Membuat rangkuman atau
membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai sebuah tanggapan terhadap bacaaan
atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan pengetahuan dari
bacaan
Mengembangkan/menulis
berdasarkan kerangka bacaan yang telah di susun
SQ3R ialah
teknik membaca kritis yang telah diperkenalkan oleh Robinson (1961). Ia
merupakan satu kaedah membaca yang memerlukan seseorang mempersoal kesesuaian
maklumat yang terdapat dalam suatu bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu
diselesaikan.
SQ3R adalah singkatan bagi;
S (survey) : tinjau
Q (question) :
soal/tanya
R (read) :
baca
R (recite) : imbas
kembali atau nyatakan secara lisan
R (review) : baca semula
Survey (tinjau)
ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang
terkandung di dalam bahan yang dibaca. Ini dilakukan dengan meneliti tajuk
besar, tajuk-tajuk kecil, gambar-gambar atau ilustrasi, lakaran grafik, membaca
perenggan pengenalan, dan perenggan terakhir di bahagian-bahagian buku
atau teks.
Question (soal
atau tanya) ialah langkah yang memerlukan pelajar menyenaraikan satu siri
soalan mengenai teks tersebut setelah mendapati teks tersebut berkaitan dengan
keperluan tugasannya. Soalan-soalan tersebut menunjukkan keinginan pembaca
tentang maklumat yang ingin diperoleh dari bahan tersebut, dan ianya menjadi
garis panduan semasa membaca kelak. Pelajar akan cuba mencari jawapan kepada
soalan-soalan tersebut.
Read (baca)
ialah peringkat pelajar sebenarnya membaca bahan atau teks tersebut secara
aktif serta mencuba mendapat segala jawapan kepada soalan-soalan yang telah
disenaraiakannya sebelum ini. Ketika membaca, pelajar mungkin juga akan
menyenaraikan soalan-soalan tambahan, berdasarkan perkembangan kefahaman dan
keinginannya sepanjang melakukan pembacaan. Pelajar mungkin juga mempersoal
pendapat atau maklumat yang terdapat yang ditemuinya.
Recite (imbas
kembali) ialah peringkat yang ketiga.Setelah selesai membaca, pelajar cuba
mengingat kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala yang telah
diperoleh. Pemilihan maklumat yang sesuai dilakukan dalam konteks tugasannya.
Pelajar juga boleh cuba menjawab soalan-soalan yang disenaraikan sebelumnya
tanpa merujuk kepada kepada nota atau bahan yang telah dibaca.
Review (baca
semula) merupakan peringkat terakhir. Pelajar membaca bahagian-bahagian buku
atau teks secara berpilih untuk mengesahkan jawapan-jawapan kepada soalan yang
dibuatnya di langkah ketiga. Pelajar juga memastikan tiada fakta penting yang
tertinggal.
KWLH adalah singkatan bagi yang
berikut;
K (know) : Apa yang telah diketahui
(sebelum membaca)
W (want) : Apa yang hendak diketahui
(sebelum membaca)
L (learned) : Apa yang telah diketahui (selepas
membaca)
H (how) : Bagaimana untuk mendapat
maklumat tambahan - yang berkaitan (untuk membaca
seterusnya).
Apa yang
jelas dari penerangan tersebut ialah suatu teknik membaca kritis di mana
pembaca; mengingat dahulau apa yang telah diketahui
membayang atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang
telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru
dilakukan menentukan apa lagi yang perlu diperoleh.
Teknik
pembacaan akan membolehkan pembaca
mengaitkan pengetahuan yang tersedia dengan apa yang dibaca,
menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan
menentukan apa lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat pemahaman
tambahan.
2.7 Membaca Kritis Artikel Ilmiah
Pada
umumnya, tulisan yang berupa artikel ilmiah dimuat dalam jurnal ilmiah. Jurnal
ilmiah adalah jurnal yang memuat tulisan dalam bentuk artikel ilmiah. Artikel ilmiah merupakan tulisan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan yang merupakan hasil penelitian atau hasil
penyelidikan terhadap suatu masalah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata
atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata
secara individual akan dapat diketahui.
Membaca
hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan,
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Tujuan membaca mencakup:Kesenangan, menyempurnakan
membaca nyaring, menggunakan
strategi tertentu, memperbaharui
pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan
suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, memperoleh
informasi untuk laporan lisan atau tertulis, mengkonfirmasikan
atau menolak prediksi, menampilkan
suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Membaca mempunyai tujuan untuk memahami isi, ide,atau gagasan baik yang
tersirat maupun tersurat dalam suatu bacaan.
Dalam membaca kritis mempunyai beberapa teknik yang harus diketahui dan
dipahami oleh pembaca sebagai dasar utama agar membaca kritis bisa dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tarigan, H., G. (1995). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.
Zulfahnur., Kurnia, S., dan Zuniar.
(1996). Teori Sastra. Jakarta: DEPDIKBUD
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.