Kamis, 13 Oktober 2016

 Telah Hilang


Hening.... Tidak ada yang berbicara.
    Samuel termenung dengan Felly dalam pangkuannya, di sampingnya Kevin menundukkan wajahnya dengan mimik sedih dari beberapa jam yang lalu tiada henti hingga sekarang. Nico datang dengan membawa satu krat minuman kaleng dari vending machine yang berada di akhir lorong rumah sakit tersebut. Markus dengan sigap membuka satu kaleng minuman, dan memberikannya kepada Putra.

Putra yang malang.
    Paulo adalah orang yang paling terakhir mendengar kabar itu. Dia berlari disepanjang koridor rumah sakit, dengan Lita disampingnya. Masih segar dalam memorinya, bagaimana dia menyombongkan kepada mereka semua bahwa Lita adalah gadis idaman yang menjadi pacar pertamanya semasa hidupnya. Seketika rasa bahagia itu sirna ketika mendengar kabar mengejutkan itu.

    Nyatanya ketika mendengar kabar bahwa Ayah Putra mendapatkan serangan jantung, dia langsung memacu motornya diatas rata-rata hanya untuk menjadi orang yang pertama menemani Putra melalui masa sulitnya.

    “Kenapa orang baik selalu meninggal lebih dahulu?” pertanyaan itu terlepas di udara, kata-kata pertama yang terucap dari bibir Putra setelah kepergian Ayahnya. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara.

    Juflin tidak banyak berbicara. Dia bukanlah orang yang dengan gamblangnya bisa menujukkan afeksinya terhadap seseorang. Tapi ketika mendengar kabar kepergian Ayah Putra, dia berjalan ke sudut ruangan dan menatap Putra dari kejauhan, menyebunyikan matanya yang telah memerah.

    Juflin mengambil satu ikat bunga yang berada di ujung ruangan itu, dia menatap Putra untuk beberapa saat sebelum suaranya memecah keheningan disana. “Ketika kamu sedang berada di taman, bunga yang mana akan kamu petik?” tanyanya dengan suara yang tenang. Dia mengambil setangkai bunga yang paling indah dari buket yang tadi dibawanya, dan menyerahkannya ke dalam tangan Putra.

    Putra menatap bunga itu untuk beberapa saat lalu tersenyum kearah Juflin. “Satu-satunya yang paling cantik” jawabnya sambil memeluk tangkai bunga itu dan mulai menangis. Air mata yang ditahannya sejak beberapa jam yang lalu akhirnya meluap.

    “Dia berada di tempat yang lebih baik sekarang. Tidak peduli apa yang kamu percaya. Tapi untuk kali ini percaya padaku.” Setelah mendengar kata-kata itu, dia merasakan tangan Juflin menggenggam tangannya dengan erat. Itulah pertama kalinya Juflin menunjukkan kepada mereka, bahwa selama ini dia sangat menyayangi mereka semua.

    Lita menatap Paulo yang masih berdiri disampingnya, memandangi teman-temannya kini tengah memeluk Putra. “Kenapa Tuhan mengambil orang-orang yang sangat kita cintai?” tanya Paulo dengan terisak. Lita mengalihkan pandangannya kepada Paulo, ketika mendengar pertanyaan dari pria itu.

    “Kamu tinggal cukup lama di dunia ini, saat ini kamu kehilangan orang yang kamu cintai , sekarang kamu belajar untuk menghargai kenangan yang kamu miliki. Semuanya tampak tak adil bagimu saat ini tapi faktanya Tuhan lebih sayang kepada dia karena Tuhan tidak ingin dia merasakan sakit di dunia ini dan kelak suatu hari nanti kitapun juga akan menyusul.”

    Dia tidak pernah berfikir bahwa Lita akan menjawab semua pertanyaannya dengan begitu dewasa. “Mengapa manusia meninggal, Lita?” tanya Paulo kembali. Lita kembali menatap Paulo, sebelum menjawab pertanyaan pria itu dengan senyumannya yang menenangkan. “Karena beberapa harus meninggal, sehingga orang lain dapat hidup,Paulo.” Katanya. Paulopun menerima jawaban itu dengan baik. Dia tidak bisa berkata apa-apa sekarang dia hanya berduka dan sambil berusaha menenangkan hatinya sendiri.

    Mereka katakan orang-orang datang dan pergi. Tetapi faktanya adalah tidak satupun menghilang dari kehidupan kita. Orang-orang tidak pernah benar-benar pergi, hanya wujudnya yang berubah.

    Ketika Ayahmu meninggal secara tiba-tiba, kamu akan menghabiskan waktu hanya dengan bertanya-tanya jika itu hanya sebuah kesalahan. Tetapi aku percaya bahwa cinta kita tidak pernah pergi. Mereka berjalan disamping kita setiap hari, tidak terlihat, tidak terdengar, tetapi selalu ada di dekat kita. Tetap mencintai, tetap rindu dan tetap sayang. Aku cinta kamu Ayah, di dalam hatiku kamu selalu hidup selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar